Kamis, 19 April 2012

postheadericon makalah bahasa indonesia; berbahasa lisan

*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber referensi. ketentuan hak cipta berlaku

Bab 1
1.1 Pendahuluan


Dalam kehidupan ini ,manusia tidak akan mampu untuk bisa hidup sendiri,melainkan membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Sehingga manusia akan sangat sering berhadapan dengan seseorang untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dan saat itu pula akan ada alat untuk menghubungkan mereka dalam satu atau beberapa topic pembahasan, alat tersebut adalah komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk seseorang menyampaikan informasi atau suatu maksud kepada seseorang (lawan bicara) baik secara lisan maupun secara tulis dengan maksud agar lawan bicara dapat memahami, menerima pesan yang telah disampaikan oleh pembicara.


Bayangkan, jika ada dua orang atau lebih yang sedang berinteraksi, sedang diantara mereka tidak ada kefahaman atau kejelasan dari apa yang saling mereka sampaikan, Pastinya interaksi itu tidak akan membuahkan hasil seperti apa yang diinginkan.


Dalam perkembangannya, komunikasi dapat dibagi menjadi dua , yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan cara menggunakan bahasa isyarat, symbol-simbol atau gerak tubuh dan raut muka (mimic). Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Sepasang kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter membawakan acara musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar,seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran atau seorang ayah menelpon anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal. Sehingga, kita perlu memahami dan mempelajari bahasa komunikasi tersebut. Dalam hal ini, pokok bahasan yang akan di bahas adalah seputar bahasa lisan.





1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:


1. pengertian bahasa lisan


2. kegunaan bahasa lisan


3. jenis-jenis bahasa lisan








Bab 2
Pembahasan


2.1 pengertian bahasa lisan


Bahasa lisan adalah bahasa sebagai alat komunikasi yang cara penyampaiannya secara lisan dari seseorang ( komunikator ) kepada lawan bicara ( komunikan ). Nama lain dari bahasa lisan adalah pidato. Namun, ketika kita mendengan kata “pidato” maka biasanya yang lantas terbayang adalah gambaran seseorang yang sedang berdiri di atas mimbar dan tengah menyampaikan orasinya dihadapan khalayak ramai atau sebuah forum.


Gambaran seperti itu tidaklah terlalu salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Mengacu pada makna pidato itu sendiri, yaitu pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata atau secara lisan yang ditujukan kepada orang banyak, atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan didepan khalayak. Namun, pidato itu bukan seperti gambaran diatas saja, malainkan mencakup semua aktivitas yang berhubungan dengan penyampaian pemikiran melalui lisan dari seseorang kepada khalayak.


Contoh kecilnya seperti seorang tenaga penyuluh pertanian yang sedang memberikan penyuluhan atau penerangan masalah penanggulangan hama tanaman kepada para petani, maka sebenarnya tenaga penyuluh itu tengah berpidato. Begitu juga dengan seorang juru penerang yang tengah menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat luas, guna untuk menyukseskan program pembangunan di daerah-daerah atau di desa-desa, itu juga sedang melakukan kegiatan berpidato. Dan masih banyak lagi, seperti penyiar radio, presenter, salesman, guru/dosen yang tengah menjelaskan pelajaran, para demonstran, dll.


Jika demikan, sulit disangkal lagi jika pelbagai jenis pekerjaan dan profesi sesungguhnya sangat membutuhkan kepintaran dan kelihaiannya dari pelakunya untuk berpidato. Pidato sebenarnya sangat menunjang dan amat besar peranannya dalam menyukseskan berbagai bidang pekerjaan dan profesi yang digeluti seseorang. Bayangkan jika dalam melaksanakan pekerjaan dan profesinya, seseorang tidak mampu berpidato/ berbicara perihal dari profesinya tersebut secara baik, maka sudah pasti, peran dan tanggung jawab yang disandangnya juga hasilnya yang hendak dicapai itu akan kurang maksimal.


Oleh karena banyaknya cakupan wilayah kerja dari para pelaku pidato, maka isi pidato itu sendiri juga mencakup banyak hal dan menyangkut bermacam-macam masalah yang sulit untuk disebutkan satu-persatu. Secara umum manusia mempunyai kecenderungan untuk berfikir dan kemudian menyatakan pendapat, gagasan, perasaan dan juga pengalaman-pengalamannya atau sulit pula diingkari bahwa manusia juga mempunyai kecenderungan untuk dapat mempengaruhi orang atau pihak lain dengan pendapat atau gagasannya. Sehingga pidato yang merupakan ilmu sekaligus seni berbicara di hadapan umum ini harus dikuasai, terlebih bagi mereka yang hendak menyampaikan pikirannya melalui lisan karena tuntutan profesinya.





2.2 kegunaan bahasa lisan


Pidato yang mempunyai makna seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mempunyai banyak fungsi atau kegunaanya, beberapa diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut :


1.memberikan informasi ( to inform )


Fungsi pidato secara umum adalah untuk memberikan informasi atau keterangan dari seseorang kepada orang atau pihak lain.dengan informasi ini diharapkan para pendengar (audience/komunikan) mengetahui, memahami, menerima serta bersedia melaksanakan segala sesuatu seperti yang telah dijelaskan kepada mereka.


2. memberikan instruksi (to instruck)


Bagi atasan atau bagi mereka yang mempunyai kekuasaan, menggunakan pidato ini untuk memberikan instruksi kepada bawahannya agar mereka melaksanakan sesuatu yang telah di instruksikan kepada mereka. Dalam hal ini diperlukan suatu “seni” berbicara tersendiri agar bawahan atau orang/pihak yang diberi instruksi tersebut mau melaksanakannya dengan sebaik-baiknya tanpa merasakan paksaan, karna bawahan juga mempunyai perasaan, emosi, yang bisa jadi akan tersulut lantaran atasan atau pihak yang menginstruksikan perintah itu tidak menguasai teknik berpidato yang baik.


3. meyakinkan (to convince )


Tujuan dari pidato adalah untuk mengubah pendapat, sikap dan prilaku pendengar (audience/komunikan) yang kemudian menggantikannya dengan pendapat, sikap dan prilaku yang diinginkan pembicara (komunikator)1. Pembicara tentu saja harus benar-benar menguasai pidato ini dan benar-benar bisa meyakinkan dan menunjukkan kepada pendengar bahwa pidatonya mempunyai nilai lebih atau lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang terjadi pada pendengarnya saat itu. Dalam hal ini keahlian berbicara/berargumen dari juru pidato ini sangat diperlukan agar perubahan yang diharapkan tersebut benar-benar berasal dari dalam setiap pendengar dan bukan hanya bersifat semu.


4. menghibur ( to Entertainment )


Tidak sedikit orang yang memanfaatkan pidato yang dilakukannya digunakan untuk menghibur orang atau pihak lain. Dan kebanyakan bagi orator/komunikator yang mendulang kesuksesan dalam pidatonya disebabkan karena kemampuannya yang bisa meletakkan porsi menghibur dengan tepat waktu dan tepat suasana didalam pidatonya. Sehingga audience dapat menikmati hiburan yang menyegarkan dari pidato yang tengah berlangsung tersebut. Tetapi banyak juga audience yang tambah berang atau menjadi berang karena kesalahan orator/komunikator dalam menggunakan, meletakkan atau menempatkan posisi menghibur yang tidak tepat.


5. menggerakkan massa (to move)


Fungsi pidato untuk menggerakkan massa telah ditunjukkan oleh bung tomo melalui pidatonya yang bersejarah itu ketika membangkitkan semangat arek-arek Surabaya dalam melawan pasukan inggris dan belanda yang meletus pada tanggal 10 november 1945.


6. memperingatkan ( to warn )


Pidato juga berfungsi untuk memperingatkan pihak-pihak tertentu yang telah melakukan suatu kebijakan yang dirasa tidak adil oleh sebagian pihak. Peringatan ini berbentuk protes yang diungkapkan lewat demonstrasi atau unjuk rasa oleh sekumpulan massa. Dalam demonstran yang tengah berlangsung, “juru bicara” demonstran biasanya akan menyuarakan tuntutan .


Diantara 6 fungsi bahasa lisan yang di jelaskan diatas, masih banyak lagi fungsi yang lain, diantaranya:


  • Membangun semangat (to arouse)
  • Membentuk kesan (to impress)
  • Menarik perhatian (to interest)
  • Membujuk (to persuade)
  • Dan fungsi yang lain-lainnya.








2.3 jenis-jenis bahasa lisan


segala hal yang berhubungan dengan semua aktifitas menyampaikan pemikiran secara lisan dari seseorang kepada khalayak, bisa disebut dengan pidato. Dan secara umum pidato ini terbagi menjadi beberapa jenis yang ditinjau dari maksud dan tujuan penyampaian pidato tersebut.


Beberapa jenis pidato yang perlu diketahui berikut penjelasan singkatnya , diantaranya adalah sebagai berikut:


  1. Pidato pemerintah


Jenis pidato ini datang dari pemeritah untuk semua rakyat. Isi pidato biasanya berupa hal-hal yang resmi yang menyangkut kebijakan pemerintah seperti pengumuman, penjelasan, himbauan atau bisa juga berupa pesan-pesan khusus dari pemerintah yang sangat penting dan wajib untuk diketahui oleh masyarakat/rakyat.


Penyampaian pidato jenis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,misalnya seperti melalui pertemuan langsung antara pejabat pemerintah dengan sebagian rakyat/masyarakat atau dengan memanfaatkan media massa, baik melalui media audio, visual maupun dengan media audio visual.


Isi pidato jenis ini membutuhkan kejelasan, ketepatan serta kepastian. Jika salah dalam penyampaian penjelasan isi pidato ini maka akan berakibat fatal, apalagi sekarang ini masyarakat sudah mulai berfikir kritis dan pintar yang tidak hanya menerima begitu saja kebijakan dari pejabat pemerintah. Beberapa contoh pidato pemerintah diantaranya :


  1. Pidato kenegaraan presiden pada ulang tahun kemerdekaan.
  2. Pidato pertanggungjawaban presiden di hadapan sidang umum MPR.
  3. Himbauan pemerintah kepada masyarakat/ rakyat untuk melakukan penghematan pemakaian arus listrik dengan mengurangi pemakaian arus listrik antara jam 17.00 s/d jam 22.00
  4. Dll.

















  1. Pidato instansi


Pidato jenis ini biasanya bersifat memberi penerangan, penjelasan atau pengarahan (informative) dan juga pendidikan atau pengajaran (deducative). Sama halnya dengan pidato pemerintah, pada pidato pemerintah ini juga bisa memanfaatkan media massa dalam menyampaikan isi pidatonya. Pidato jenis ini juga membutuhkan kejelasan, ketepatan serta kepastian. Beberapa contoh pidato pemerintah diantaranya :


  1. Instansi kesehatan memberi penjelasan perihal terjangkitnya wabah virus flu burung beserta cara pencegahan dan penanganannya (solusinya)
  2. Instansi peternakan memberikan pengarahan kepada peternak tentang cara mengatasi dan memberantas penyakit menular pada hewan ternak
  3. Instansi pendidikan nasional menjelaskan perihal pendidikan yang bersih dan bermutu
  4. Dll.





  1. Pidato dalam perlemen


Pidato jenis ini bersifat resmi, Karena diselenggarakan oleh suatu Negara dengan para peserta dari Negara-negara tetangga sahabat. Isi dari pidato dalam parlemen ini biasanya menyangkut hubungan antar Negara atau untuk melakukan suatu kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.





  1. Pidato dari sebuah perusahaan


Secara umum, isi pidato dari suatu perusahaan ini berupa pemberitahuan, iklan atau promosi dari perusahaan tersebut tentang sebuah produk yang dihasilkan agar dikenal oleh khalayak ramai. Yang biasanya menyangkut perihal: mutu dan kualitas, kelebihannya, harga, komposisi dan segala sesuatu yang berhubungan produk atau barang hasil produksi perusahaan tersebut.


Cara penyampaian pidato ini lebih banyak menggunakan media massa, mengingat evektivitas untuk menyebarluaskan pemberitahuannya.











  1. Lecture


Lecture atau pembacaan adalah pidato ceramah yang bersifat resmi. Isi pidato yang disampaikan bersifat ilmiah dan selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan.


Dalam pidato jenis ini memerlukan pendapat dari peserta yang akhirnya nanti dari pendapat-pendapat tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.





  1. Ceramah


Secara umum, pidato jenis ceramah ini dilakukan oleh seseorang yang menjelaskan sesuatu dihadapan sekalian audience yang kadang pula diisi dengan Tanya-jawab antara audience dan penceramah.


Masalah yang disampaikan dalam ceramah bersifat umum dan begitu pula dengan audience nya berasal dari kalangan umum juga. Artinya, siapapun dapat mendengarkan ceramah tersebut, baik dengan memberikan kontribusi bayaran tertentu terlebih dahulu atau secara gratis. Beberapa contoh pidato jenis ini diantaranya :


  1. Ceramah keagamaan dari da’i, mubaligh atau juru dakwah lainya
  2. Ceramah masalah kesehatan
  3. Ceramah politik
  4. Kegiatan “bedah buku”yang diadakan oleh penerbit dan pengarang
  5. Dll





  1. Kuliah


Sesungguhnya pidato jenis kuliah ini, secara umum tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan ceramah. Penceramah dalam hal ini berarti dosen atau pendidik langsung berhadapan dengan audience nya, yang dalam hal ini adalah mahasiswa


Kesamaan antara ceramah dengan kuliah adalah adanya bagian Tanya-jawab, baik ketika atau setelah ceramah diberikan.


Perbedaan pokok antara ceramah dengan kuliah adalah pada masalah yang disampaikan senantiasa berhubungan dengan suatu disiplin ilmu atau mata kuliah tertentu. Perbedaan yang lain adalah terletak pada audience nya. Jika audience pada ceramah adalah orang-orang umum, sedangkan audience pada kuliah terbatas hanya pada mahasiswa-mhasiswa yang terdaftar pada perguruan tinggi dimana kulia tersebut diadakan.





  1. Occasional Speeches


Occasional Speeches disebut pula pidato yang bersifat mendadak. oleh karena mendadak, tentu saja tidak adanya perencanaan atau persiapan terlebih dahulu. Juru pidato yang ditunjuk biasanya berdasarkan “kesenioran” atau hal-hal yang menunjukkan ia mempunyai “kelebihan” tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadiri acara yang sering kali tidak terlalu resmi tersebut.


Acara-acara yang yang biasanya diisi dengan pidato yang bersifat mendadak ini diantaranya adalah: perayaan hari ulang tahun, pembukaan suatu pameran, acara tunangan atau tukar cincin, dan acara-acara yang lainnya.


Selain jenis-jenis pidato yang disebutkan diatas,ada pula jenis pidato yang didasarkan pada ada atau tidaknya persiapan dan naskah (teks pidato) dari sang pembicara.


Jenis-jenis pidato tersebut dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:


  1. Impromptu


Secara umum, pidato impromtu dilakukan pada acara-acara yang tidak resmi dan bersifat mendadak


Pembicara yang ditunjuk biasanya didasarkan pada sosok yang dianggap tepat untuk memberikan ‘sepatah dua patah kata’ pada acara tersebut. Karena penunjukkannya yang mendadak ini, maka secara mum pembicara pada pidato jenis impromptu ini bersifat:


  • Tidak memerlukan persiapan khusus
  • Tidak menggunakan atau membaca naskah (teks).


Contoh: pidto pada acara pesta ulang tahun, pesta perayaan, acara tunangan, pembukaan pameran, dll





  1. Manuskrip


Pidato jenis manuskrip ini disampaikan pada acara-acara yang bersifat resmi, sehingga secara umum sang pembicara hendaknya:


  • Mempersiapkan diri dengan baik
  • Menggunakan atau membaca naskah (teks)
  • Membaca naskah atau teks tersebut dari awal hingga akhir


Contoh: pidato yang dibaca pejabat pemerintah (pidato pemerintah), pidato parlemen,


  1. Memoriter


Bagi sang pembicara, pidato jenis memoriter ini mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi di bandingkan pidato jenis manuskrip, karena sang pembicara akan mempersiapkan naskah (teks) terlebih dahulu kemudian berusaha menghafal dan mengingat-ingatnya, baik kata demi kata atau juga kalimat secara garis besar, untuk disampaikan kepada pendengar (audience).


Karena sifatnya yang demikian, maka sang pembicara secara umum hendaknya:


  • Membuat catatan untuk isi pidato terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya
  • Melakukan persiapan penulisan naskah dan berusaha untuk menghafalnya dengan baik
  • Si pembicara berusaha menghafal dan mengingat isi pidatonya ketika tampil, karena ia tidak menggunakan atau membaca naskah (teks) lagi.


Contoh: pidato dari suatu perusahaan, dll


  1. Ekstempore


Ditinjau dari teori komunikasi, pidato jenis ekstempore inilah pidato yang terbaik dibandingkan dengan tiga jenis pidato yang lainnya. Pembicara yang telah mahir dan mempunyai pengalaman biasanya menggunakan pidato jenis ekstempore ini untuk menjalankan tugas dan perannya.


Dalam penyampaian pidato jenis ini, pembicara tidak menggunakan naskah atau teks,sehingga secara umum sang pembicara hendaknya:


- mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya


- menambah pengetahuan dengan berbagai cara


-mempersiapkan naskah pidato yang kemudian untuk dipahami dengan sebaik-baiknya


Contoh: pidato instansi, dll.


Bab 3
Kesimpulan




Pada dasarnya, hubungan interaksi seseorang dengan orang-orang yang ada disekitarnya itu membutuhka suatu alat perantara yang bisa menghubungkan diantara mereka, sehingga interaksi sosial yang tengah berlangsung itu mendapatkan respon atau tanggapan yang baik diantara para komponen yang ada didalam interaksi tersebut, sebab terhubungnya komunikasi diantara mereka.


Lain daerah lain pula bahasa yang dipergunakan, sehingga akan sulit jika seseorang yang tengah melakukan hubungan interaksi social, tetapi tidak memahami maksud dari apa yang tengah disampaikan.


Komunikasi bahasa yang sering kali kita jumpai adalah bahasa lisan, dimana didalamnya ada bahasa nasional, Bahasa daerah, bahasa resmi, bahasa pergaulan dan juga ada bahasa ibu. Yang juga dalam penggunaannya, komunikasi bahasa lisan itu dibagi/ dikelompokkan menjadi beberapa bagian/ kelompok sesuai kebutuhan dari bahasa lisan itu sendiri. Oleh sebab itu, kita sebagai makhluk social yang hendak melakukan hubungan atau interaksi social lewat hubungan komunikasi lisan, hendaknya dapat memahaminya dan mempelajarinya sesuai kebutuhan komunikasi yang kita perlukan, agar interaksi social yang tengah kita lakukan tersebut dapat memperoleh hasil yang kita harapkan.
































Daftar pustaka





Gamal. 2006. Kiat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa. Yogyakarta: Smile Books


Anwar, Gentasari, SH. Rektorika Praktis-Teknik dan Seni Berpidato. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 1995


Mulianto, H.S. M.Sc. Manajer Sebagai Seorang Pewawancara. Jakarta: PT. USEAD. 1985


Sunarto, Ahmad. Teks Pidato Dan Pembawa Acara. Jakarta: Pustaka Amani. 2000





1 Anwar, Gentasari, SH.1995. Retorika Praktis: Teknik Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.

0 komentar:

Popular Posts

Share