Kamis, 19 April 2012
Browse » Home »
penyebutan manusia dalam Al-Qur'an
» penyebutan manusia dalam Al-Qur'an
penyebutan manusia dalam Al-Qur'an
10.32 | Diposting oleh
eko aw |
Edit Entri
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber referensi. ketentuan hak cipta berlaku
Manusia
sebagai Al-Basyar
Penamaan
manusia dengan kata al-Basyar
dinyatakan dalam
Al-Qur’an sebanyak 36 kali dalam 26 surat. Secara etimologi
al-basyar berarti
kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.
secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya,
dibanding rambut atau bulunya, yang membedakan manusia dengan hewan
Al-Basyar,
juga dapat
diartikan mulasamah,
yaitu persentuhan
kulit antara laki-laki dengan perempuan. Makna etimologi dapat
dipahami adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki segala
sifat kemanusiaan sebagai
gambaran manusia secara materi
dengan keterbatasannya,seperti
dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan kehidupannya. Penunjukan
kata al-basyar
ditujukan Allah
kepada seluruh manusia tanpa terkecuali, termasuk eksistensi Nabi dan
Rasul.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian manusia dengan
menggunakan kata basyar,
artinya anak
keturunan adam (banu
adam) , mahkluk
fisik atau biologis yang suka makan dan berjalan ke pasar. Aspek
fisik itulah yang menyebut pengertian basyar
mencakup anak
keturunan adam secara keseluruhan. Al-Basyar
mengandung
pengertian bahwa manusia mengalami proses reproduksi seksual dan
senantiasa berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya,
memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk terhadap hukum alamiahnya,
baik yang berupa sunnatullah
(sosial
kemasyarakatan), maupun takdir Allah (hukum alam). Semuanya itu
merupakan konsekuensi logis dari proses pemenuhan kebutuhan tersebut.
Untuk itu, Allah swt. memberikan kebebasan dan kekuatan kepada
manusia sesuai dengan batas kebebasan dan potensi yang dimilikinya
untuk mengelola dan memanfaatkan alam semesta, sebagai salah satu
tugas kekhalifahannya di muka bumi.
Manusia
sebagai An-Nas
Kata
al-Nas dinyatakan
dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali dalam 53 surat. Kata al-nas
menunjukkan pada
eksistensi manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial, secara
keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau kekafirannya, atau
suatu keterangan
yang jelas menunjuk kepada jenis keturunan nabi Adam.
.
Kata al-Nas dipakai
al-Qur’an untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau masyarakat
yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas)
untuk mengembangkan kehidupannya. Dalam menunjuk makna manusia, kata
al-nas lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan kata al-Insan.
Keumumannya tersebut dapat di lihat dari penekanan makna yang
dikandungnya.
Manusia
sebagai Al-Insan
Adapun
penamaan manusia dengan kata al-insan
yang
berasal dari kata al-uns,
dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dalam 43 surat. Secara
etimologi, al-insan
dapat
diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata insan
digunakan
al-Qur’an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitas, jiwa dan raga. Manusia berbeda antara seseorang dengan
yang lain, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya dan
sebagai makhluk dinamis
Perpaduan
antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia untuk
mengekspresikan dimensi al-insan
dan al-bayan,
yaitu sebagai
makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk,
dan lain sebagainya. Kata al-insan
juga digunakan
dalam al-Qur’an untuk menunjukkan proses kejadian manusia sesudah
adam. Kejadiannya mengalami proses yang bertahap secara dinamis dan
sempurna di dalam di dalam rahim dan mengandung
pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab) mengemban
amanah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu, al-bayan
(pandai bicara),
al-‘aql (mampu
berpikir), al-tamyiz
(mampu menerapkan
dan mengambil keputusan),
melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang ia miliki
dan memiliki
kedudukan, derajat dan martabat yang tinggi dibanding makhluk-makhluk
lainnya.
Dengan
demikian, makna manusia dalam al-Qur’an dengan istilah al-basyar,
al-insan, al-nas dan bani adam mencerminkan
karakteristik dan kesempurnaan penciptaan Allah terhadap makhluk
manusia, bukan saja sebagai makhluk biologis dan psikologis melainkan
juga sebagai makhluk religius,
makhluk sosial dan
makhluk bermoral serta makhluk kultural
yang kesemuanya
mencerminkan kelebihan dan keistimewaan manusia daripada
makhluk-makhluk Tuhan lainnya.
Keistimewaan
manusia dari makhluk lainnya :
1.
Manusia sebagai ciptaan yang tertinggi dan terbaik ( at-Tin 4 ).
2.
Manusia dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah ( al-Isra' 70 ).
3.
Mendapatkan tugas mengabdi ( adz-Dzariyat 56 ), oleh karenanya
manusia disebut abdi Allah.
4.
Mempunyai peranan sebagai khalifah ( wakil Allah ) ( al-An'am 165 ),
dengan berbagai tingkatan.
5.
Mempunyai tujuan hidup, yaitu mendapatkan ridho Allah (
al-An'am 163 ), dan bahagia didunia-akhirat.
Sifat-sifat
manusia antara lain :
1.
Bersifat tergesa-gesa ( al-Isra' 11 ).
2.
Sering membantah ( al-Kahfi 54 ).
3.
Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan ( al-‘Adiyat 6
).
4.
Keluh kesah dan gelisah serta kikir ( al-Ma'arij 19 ).
5.
Putus asa bila ada kesusahan ( al-Ma'arij 20 ).
6.
Kadang-kadang ingat Tuhan karena penderitaan ( Yunus 12 ).
Penggolongan
manusia :
|
|||
a.
Yang dicintai Allah :
|
b.
Yang dimurkai Allah :
|
||
1.
Muhsinin
|
5.
Muqsithin
|
1.
Fasiqin
|
6.
Khowwanin Kafur
|
2.
Mutawakkilan
|
6.Tawwabin,
Mutathohhirin
|
2.
Mufsidin
|
7.
Mustakbirin
|
3.
Muttaqin
|
|
3.
Zholimin
|
8.
Musrifin
|
4.
Shobirin
|
|
4.
Kafirin
|
9.
Kadzibun Kaffar
|
|
|
5.
Musrifun Kadzab
|
|
Macam-macam
manusia di dalam Al quran
1. Mukminun 4.Orang
munafiq
2.
Orang kafir 5.Muhibbuna liddunya (orang yang mencintai dunia)
3. Orang
yang lalai 6. orang yang tersesat dari kebenaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya. makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai mana yang telah di sebutkan dalam ...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
Blog Archive
-
2012
(23)
- Juni(6)
-
April(17)
- penyebutan manusia dalam Al-Qur'an
- landasan hukum pendidikan
- makalah teologi islam; aliran mu'tazilah
- makalah teologi islam; kehendak mutlak tuhan
- makalah Filosofi Tarbiyah Ulul Albab; logo uin malang
- makalah ilmu alamiah dasar (iad); besi
- bahasa indonesia; surat lamaran pekerjaan
- bahasa indonesia; wacana
- TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH; bahasa indonesia
- sistematika penulisan karya ilmiah
- proposal
- makalah bahasa indonesia; berbahasa lisan
- makalah bahasa indonesia; siroh nabi sulaiman dala...
- makalah teori belajar; teori kognitivistik
- makalah strategi pembelajaran; tahapan-tahapan dal...
- makalah fiqih ; memahami pemecahan masalah-masalah...
- makalah akidah akhlaq ; zuhud dan tawakal
- 2011 (3)
0 komentar:
Posting Komentar