Rabu, 18 April 2012
Browse » Home »
tahapan-tahapan dalam pembelajaran
» makalah strategi pembelajaran; tahapan-tahapan dalam pembelajaran
makalah strategi pembelajaran; tahapan-tahapan dalam pembelajaran
14.27 | Diposting oleh
eko aw |
Edit Entri
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber referensi. ketentuan hak cipta berlaku
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan
proses pengajaran. Dimana didalamnya terdapat kegiatan belajar dan mengajar.
Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah
telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan zaman yang menuntut agar
tercipta anak didik yang mampu membawa zaman ini lebih baik lagi, lebih maju
dan berkembang dari pada zaman yang telah lalu dan zaman sekarang dan mampu
mengembangkannya.
Dalam kaitannya dengan
tuntutan pendidikan yang harus mampu melahirkan dan menyiapkan anak didik yang
berkualitas, Guru adalah personel yang menduduki posisi penting dan strategis
dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia dan yang selalu dituntut untuk
terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia kepengajaran
tersebut. Demikian pula para supervisor pendidikan, pengawas dan pengelola lembaga
pendidikan juga seyogyanya juga selalu mengikuti perkembangan itu.
Tentunya untuk
menjadikan pendidikan tersebut bermutu atau untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan semua proses yang ada didalamnya, termasuk pengajaran yang dilakukan
guru/ pendidik atau team pendidik dalam lembaga itu harus benar-benar membuat
suatu langkah atau tahapan-tahapan dalam pengajaran yang disesuaikan oleh
kondisi dan psikologi anak didik, agar pengajaran yang dilakukan bisa efisien
dan efektif. Dalam makalah ini sedikit banyak akan membahas tentang
tahapan-tahapan pembelajaran yang semoga dengan adanya makalah ini bisa
mendatangkan banyak manfaat untuk kita semua, khususnya untuk para
guru/pendidik atau calon guru/calon pendidik. Aamin.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari pembelajaran itu?.
2. Bagaimanakah
tahapan-tahapan pembelajaran yang mampu menjadikan pembelajaran itu efisien dan
efektif?.
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Dapat
mengetahui, mengerti dan memahami pengertian dari pengajaran.
2. Dapat
mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengajaran.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran (Education)
Pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang
pembelajaran adalah membicarakan sesuatu yang tidak akan pernah berakhir sejak
manusia menjadi “calon manusia”[1]
- ada (lahir) - sampai nanti akhir hayat[2].
Karena manusia akan selalu mengalami proses belajar dan mengajar. Jika kita
menguak arti kata "pembelajaran” maka akan terdapat dua kegiatan
didalamnya, yaitu belajar (learn) dan mengajar/ pengajaran (learning)[3]
yaitu suatu proses kegiatan yang dirancang/ didesain dan dilaksanakan untuk
peserta didik agar mereka mau belajar, dimana proses itu mempunyai tujuan untuk
dapat menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik dalam ranah
kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap).
Belajar (learn) itu
sangat luas sekali maknanya, namun jika sempitkan makna tersebut maka akan
memunculkan beberapa pengertian atau definisi, diantaranya belajar adalah suatu
aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
ketrampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Atau
belajar juga bisa diartikan suatu kegiatan atau proses yang didesain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tokoh pendidikan behaviorisme, seperti Hilgard
memberikan definisi dari belajar yaitu proses mencari ilmu yang terjadi dalam
diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi
perubahan dalam dirinya.[4]
Tokoh pendidikan empiris seperti sage (1984) yang memberikan definisi belajar
adalah suatu proses seseorang dalam merubah prilakunya sebagai akibat dari
pengalaman yang diperolehnya. Dari aliran behaviorisme, Divesta dan Thompson
(1970) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap/ permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Pengajaran (teaching)
atau lebih dikenalnya dengan sebutan mengajar amat dekat kaitannya dengan
pengertian paedagogy, yaitu suatu seni atau ilmu untuk menjadi seorang
guru. William H. Burton seorang behaviorism memberikan definisi pengajaran
/mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan
kepada anak didik agar terjadi proses belajar.
Hasan Langgulung
seperti yang dikutip oleh Ramayulis[5].
Beliau menyatakan bahwa pengajaran itu berarti pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. H.M
Arifin merumuskan pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan menyampaikan bahan
pelajaran kepada anak didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan pelajaran itu. Maksudnya adalah mampu memperoleh pengetahuan yang
baru dan kemudian mengembangkannya. Roestiyah NK menyatakan mengajar adalah
membimbing anak didik dalam proses belajar[6].
Secara umum seorang pendidik/guru itu harus memenuhi dua
kategori, yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu
harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki
kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan,
implementasi sampai evaluasi. Memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap
tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas saja, tapi sebelum dan
sesudah kelas[7].
Sedangkan pengertian dari pendidikan agama islam
adalah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan anak didik dalam memahami,
menghayati, meyakini dan mengamalkan agama islam melalui pendidikan, pengajaran
dan latihan.
2.2 Tahapan-Tahapan Dalam Pembelajaran (Education).
Jika kita lihat
bagaimana terjadinya proses belajar-mengajar, kita akan menjumpai beberapa
kegiatan lain yang menjadi komponen pendukung terjadinya belajar-mengajar.
Komponen tersebut lebih dekat kepada kegiatan yang menjadi tahapan-tahapan
dalam pembelajaran. Pembelajaran
sebagai suatu proses kegiatan, dari berbagai sumber secara umum dapat dikatakan
terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase/ tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan
tahap evaluasi. Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana berikut:
A. Tahap Pendahuluan.
Dalam tahap pendahuluan ini berisi tahapan perencanaan
pembelajaran kedepan yang nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil
apa yang diharapkan dalam akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan
pedoman dalam proses pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa
berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan
hasil yang optimal dalam pembelajaran.
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan
perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu
sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah
perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran. Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus
sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan
pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan
dan metode dan teori yang akan digunakan. Agar pembelajaran yang ditempuh bisa
efektif dan efisien.
Dalam perencanaan ini ada
beberapa tahapan yang menjadi strength point seperti yang dipaparkan
oleh Kemp lewat desain pengembangan pembelajaran PAI dalam model J.E.Kemp yang
berpijak pada empat unsur dasar perencanaan pembelajaran yang merupakan wujud
jawaban atas pertanyaan (1) untuk siapa program itu dirancang? Peserta didik,
(2) kemampuan apa yang ingin anda pelajari? Tujuan, (3) bagaimana isi
pelajaran/ keterampilan yang dapat dipelajari? Metode, (4) bagaimana anda
menentukan tingkat penguasaan terhadap pelajaran yang sudah dicapai? Evaluasi.[8],
keempat point ini akan dijelaskan dibawah ini:
1. Merumuskan
Tujuan/ Kompetensi Pengajaran
Yaitu perumusan tingkah
laku/ kemampuan-kemampuan yang dirumuskan secara khusus (spesifik), operasional
dan berupa jenis-jenis kemampuan/tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki oleh
anak didik setelah mereka mengikuti pelajaran-pelajaran yang kita berikan
kepada mereka. Namun sampai sekarang ini, teori pengukuran kecakapan/ kemampuan
masih berbasis pada teori taksonomi bloom yang diperkenalkan oleh
Benjamin S. Bloom. Salah satu contoh dari tujuan pembelajaran seperti dibawah
ini:[9]
Tujuan
Pengajaran
|
Proses
Mengajar
|
Siswa dapat
menyebutkan dengan tepat asmaul khusna
|
Mengajarkan kepada
sisa tentang asmaul khusna
|
2. Mengembangkan/
Mempersiapkan Alat-Alat Evaluasi
Langkah ini memiliki fungsi
yang nantinya digunakan untuk menilai sejauh mana siswa menguasai materi yang
telah diberikan dan yang telah dirumuskan dalam tujuan pengajaran tersebut. Adanya
persiapan alat evaluasi ini ditempuh dalam perencanaan pembelajaran ini karena
didasarkan pada prinsip pengajaran yang berorientasi pada tujuan hasil (output
oriented).[10] Jenis
tes ini dapat meliputi tes lisan, tes tulis dan tes perbuatan/ praktek dengan
menggunakan beberapa bentuk pertanyaan, diantaranya (1)Bentuk uraian,(2)Bentuk
pilihan jawab terbatas,(3)Bentuk melengkapi,(4)Bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang menuntut jawaban singkat. Dalam suatu pelajaran bisa dimungkinkan
menggunakan beberapa atau lebih dari satu bentuk dan jenis pertanyaan.
3. Merancang
dan Menetapkan Kegiatan-Kegiatan Mengajar
Dalam langkah ketiga
ini dapat berupa kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
selama proses pengajaran nantinya yang juga harus dirumuskan, agar siswa dapat memiliki
sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Setiap
tujuan bisa ditempuh dengan satu atau beberapa kegiatan belajar, disesuaikan
dengan kompleks tidaknya kemampuan yang terkandung dalam tujuan pembelajaran.
Agar tujuan tersebut benar-benar dapat tercapai.
4. Merencanakan
Program Kegiatan
Hal-hal pokok yang
harus ditetapkan dalam perencanaan program kegiatan:
a. Merumuskan
materi pelajaran beserta komponennya
·
Menyusun materi pelajaran tiap mata pelajaran. Dalam
menyusun materi pembelajaran hendaknya merupakan gabungan antara jenis yang
berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, atau tanggapan) (kemp,1997).[11]
Bila perlu dalam menyusun materi pelajaran disertai dengan uraian singkat dan
contoh-contohnya agar memudahkan dalam menyampaikan materi tersebut kepada
siswa dan lebih terencana dan juga agar siswa lebih bisa memahami dengan cepat.
·
Menyusun Silabus. Silabus diartikan sebagai garis besar,
ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus
merupakan penjabaran dari standart kompetensi, kompetensi dasar yang ingin
dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·
Menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana
pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama
kondisi siswa dan sarana prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya didasarkan pada silabus terkait
dengan indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu,
sumber/bahan/alat dan juga langkah-langkah pembelajaran dan kondisi
pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai harapan.
·
Penilaian Pembelajaran. Penilaian merupakan tindakan atau
proses untuk menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang
harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Prinsip
penilaian antara lain : Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan
objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna.
Yang harus diperhatikan dalam hal memperkirakan besar
kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt, yaitu bahwa bagian-bagian kecil
merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan,
dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi.[12]
b. Menyiapkan
metode yang akan digunakan.
Metode pembelajaran
adalah cara guru mengorganisasikan meteri pelajaran dan peserta didik agar
terjadi proses secara efektif dan efisien. Banyak sekali macam-macam dari metode-metode
pembelajaran yang digunakan dalam mengajar, diantaranya (1)Metode ceramah/kuliah,
(2)Metode diskusi, (3)Metode demonstrasi, (4)Metode eksperimen, (5)Metode
pemberian tugas, dll.
c. Menyusun
jadwal.
Dalam menyusun jadwal
kegiatan/ program pembelajaran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus
dibuat, yaitu:
1. Analisis hari efektif, hari
libur, analisis program dan materi pembelajaran.
Untuk mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat
analisis hari efektif selama satu semester. Dari hasil analisis hari efektif
akan diketahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan
sehingga memudahkan penyususnan program pembelajaran selama satu semester.
Dasar pembuatan analisis hari efektif adalah kalender pendidikan dan kalender
umum. Berdasarkan hasil analisis hari efektif dan materi pembelajaran tersebut,
maka dapat disusun program pembelajaran seperti pembuatan program tahunan,
semester/ cawu, pemilihan metode yang sesuai dengan kondisi yang ada,
penyediaan alokasi waktu, penyediaan sarana dll.[13]
2. Membuat program tahunan, program
semester dan program tagihan . Program Tahunan adalah Penyusunan program
pembelajaran selama satu tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan
kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam dua semester tidak mengalami kendala. Program Semester
adalah Penyusunan program per-semester yang didasarkan pada hasil anlisis hari
efektif dan program pembelajaran tahunan. Program Tagihan merupakan Sebagai
bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang
harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian
lisan, tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas
kelompok, unjuk kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.
B. Tahap
Pelaksanaan
Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional
pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi
belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik
pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media dan tentunya dengan tambahan pemahaman/
penguasaan teori pendidikan, prinsip mengajar, teori belajar
dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran. Dalam proses ini, ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:
a. Aspek pendekatan dalam pembelajaran
Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan
teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat
pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari
masing-masing komponen pembelajaran. Dalam beberapa sumber ditemukan beberapa
penggolongan pendekatan dari banyaknya pendekatan yang ada dalam pembelajaran,
diantaranya adalah (1) Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu upaya
membantu siswa untuk memproses informasi yang diperoleh. (2) Pendekatan
pembelajaran individu, yaitu upaya membantu siswa untuk mengembangkan pribadi
agar lebih produktif terhadap situasi dan lingkungan,[14].
(3) Pendekatan sistem pembelajaran, yaitu mengidentifikasi kebutuhan, memilih
problem, mengidentifikasi syarat-syarat pemecahan problem, memilih, menetapkan,
penggunaan metode dan alat yang tepat, mengevaluasi hasil dan merevisi sebagian
atau keseluruhan sistem yang dilaksanakan yang tidak dapat terlaksana atau yang
tidak relevan dengan proses pembelajaran.[15]
(4) Pendekatan paedagody, yaitu pendekatan/ upaya yang dilakukan sebagai
seni dan ilmu untuk mengajar dan mendidik anak didik (the art and science of
teaching children). Dalam hal ini guru sebagai central education. Dan
pendekatan andragogy, yaitu upaya yang dilakukan sebagai seni dan ilmu
untuk membantu anak didik dalam belajar (the art and science of helping
adults learn). Dalam hal ini posisi anak didik lebih dominan dalam proses
belajar, guru hanya membantu, mengarahkan dan membimbing saja, anak didik-lah
yang aktif dalam proses pembelajaran. (Knowles, 1970; cross, 1981)[16].
Dan karena setiap mata pelajaran, bahkan setiap satu pokok
bahasan tidak cukup hanya dengan menggunakan satu pendekatan, maka pendekatan-pendekatan
dalam setiap satuan pembelajaran itu akan bersifat multi-pendekatan dan akan
tercakup penggunaannya dalam sejumlah pendekatan yang lain secara serempak.
Seperti yang diterangkan dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar (Depdikbud, 1994:40-70)[17].
Misalnya dalam pembelajaran Agama Islam, pendekatan yang digunakan adalah (a)
pendekatan pengalaman, (b) pendekatan rasional, (c) pendekatan emosional, (d)
pendekatan fungsional, dll.
b. Aspek Strategi, Metode dan Taktik
Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan
adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu
sendiri, dari awal pembelajaran hingga berakhirnya pembelajaran dalam pertemuan
itu. Strategi pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran/ pola khusus
yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses
pembelajaran yang berangkat dari titik tolak/ sudut pandang guru terhadap
proses pembelajaran. Menurut Atwi Suparman (2004:208) seperti yang dikutip oleh
Bambang Warsita[18],
secara garis besar, komponen strategi dalam pembelajaran dikelompokkan menjadi:
a) Mengurutkan kegiatan pembelajaran
v Pendahuluan dalam pembelajaran. Bagian
ini merupakan bagian awal dalam proses pembelajaran, dalam bagian ini guru
dituntut untuk bisa memberikan motivasi (penyemangat) diawal pembelajaran,
mampu memusatkan perhatian anak didik pada materi, juga mengetahui persiapan/
kemampuan/ wawasan anak didik sebelum
materi diajarkan. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru pada tahap ini adalah
memberi gambaran singkat tentang isi pelajaran, tujuan pembelajaran dan tanya
jawab ringan dll.
v Penyajian materi/ bahan ajar. Kegiatan
ini merupakan inti dari pembelajaran. Dalam kegiatan ini anak didik ditanami
pengetahuan baru dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Tahapan yang
dilakukan adalah menguraiakan materi pelajaran, memberikan contoh atau ilustrasi,
memberikan latihan yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Dalam tahap ini meliputi bagian-bagian sebagai berikut:
1) Uraian (Explanation). Ini
adalah tahap dimana guru menyampaikan materi/ konsep pembelajaran. Bisa
dilakukan dalam bentuk verbal atau nonverbal seperti penggunaan media gambar,
simulasi, gambar dan atau benda asli
dll. Dan dalam menyampaikan uraian materi, guru dapat menggunakan berbagai
metode yang dikuasai dengan taktik/ gaya penyampaian yang unik dan menyenangkan
agar anak didik tidak merasa bosan, jenuh, tidak semangat belajar dll.
2) Contoh (Example) dan
Noncontoh (NonExample). Benda atau kegiatan yang mengarah pada contoh
sebagai wujud dari materi pelajaran yang sedang diuraikan yang bersifat konkret
dan praktis dari uraian materi yang masih bersifat abstrak agar anak didik
merasa lebih jelas.
3) Latihan (Exercise). Adalah
kegiatan praktik bagi siswa untuk menerapkan konsep, prinsip dari uraian
pelajaran yang telah disampaikan, dari wujud yang abstrak untuk direalisasikan
kedalam kegiatan/ tindakan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Tentunya
latihan ini memerlukan bimbingan, petunjuk dan koreksi dari guru agar anak
didik benar-benar menguasainya. Dan perlu diingat bahwa latihan ini adalah
bagian dari proses pembelajaran, namun bukan tes.
v Penutup. Tahapan ini adalah tahapan
akhir dari urutan kegiatan pembelajaran. Tahapan yang dilakukan adalah
memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi
pelajaran yang telah diberikan, baik dengan mengguanakan tes formatif (Suharsimi
Arikunto,1998:42)[19]
maupun dengan umpan balik (feedback) dan selanjutnya adalah pemberian
pengayaan/ tindak lanjut (follow up).
b) Penggunaan metode dan taktik yang tepat sesuai kebutuhan
Dengan
metode ini guru dapat mencurahkan segala macam cara, rasa dan perasaannya untuk
mengimplementasikan setiap rencana yang sudah disusun dalam rencana
pembelajaran. Dalam penggunaan metode, tentunya melihat/ mempertimbangkan materi
apa yang akan disampaikan, dan dalam satu pokok pembahasan bisa menggunakan banyak
metode yang bertujuan agar tercapai standar kompetensi yang diharapkan.
Menurut
Nana Sudjana (1989:69) metode yang baik digunakan adalah metode variasi/
kombinasi dari beberapa metode mengajar, Seperti yang diterangkan dalam buku
Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Depdikbud, 1994:40-70)[20].
Misalnya pembelajaran Moral Pancasila, menggunakan metode (a) ceramah murni,
(b) inquiry, (c) ceramah bervariasi, (d) demonstrasi, (e) karya wisata,
(f) observasi, dll.
Didalam
penerapan metode, memerlukan adanya taktik. Taktik ini bisa diwujudkan berupa style/gaya/tindakan
teknis guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Tatik ini seharusnya bersifat
unik dan kreatif untuk membangun semangat anak didik dalam proses belajar.
c) Penggunaan media pembelajaran
Media/sarana/alat
adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Media pendidikan terdiri dari alat pengajaran, alat
peraga, alat pendidikan[21],
dapat berbentuk orang atau guru, alat-alat elektronik, media cetak, media
audio, media audiovisual (video), multimedia dan lain sebagainya untuk
mendukung suksesnya proses pembelajaran.
d) Pemanfaatan/ penggunaan alokasi
waktu yang telah disediakan dengan baik.
Guru harus tahu alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pembelajaran. Baik itu satu pokok bahasan atau satu kompetensi
dasar didalam beberapa kali tatap muka. Tujuannya agar materi pelajaran yang
sudah tersusun dalam rancangan pembelajaran/ silabus dapat tersampaikan
semuanya.
e) Pengelolaan kelas
Kelas
merupakan lingkungan fisik yang meliputi ruang kelas, keindahan kelas,
pengaturan tempat duduk, pengaturan ventilasi/ udara dan cahaya/ pencahayaan,
dan pengaturan sarana yang lain. Dan juga merupakan lingkungan sosioemosional
yang meliputi tipe kepemimpinan guru,
sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik dan lain sebagainya. Menurut Winzer
(1995), pengelolaan kelas adalah cara - cara yang ditempuh guru dalam
menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.
C. Tahap
Evaluasi
Hamalik (1995:159) mengemukakan bahwa evaluasi adalah
keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[22]
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk
mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi untuk dijadikan tolak ukur
perencanaan dan pengembangan pembelajaran kedepannya. Seharusnya evaluasi tidak
hanya dilakukan dengan mengadakan ulangan harian atau ulangan umum saja. Tetapi,
hendaknya dilakukan tiap kali selesai proses pembelajaran dengan tujuan untuk
mengetahui perubahan dan kemajuan peserta didik setiap kompetensi dasar dengan mencakup
tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Moekijat (seperti
dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai berikut:
1) Evaluasi belajar pengetahuan
(kognitif), dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian
pertanyaan.
2) Evaluasi belajar keterampilan
(psikomotorik), dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan
analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik itu sendiri.
3) Evaluasi belajar sikap (afektif),
dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap
yang disesuaikan dengan tujuan program.
Untuk
evaluasi aspek afektif dan psikomotorik bisa ditambah dengan pengadaan
observasi dan angket. Dalam hubungannya dengan tes/ evaluasi perbuatan, Leighbody
(1996). mengemukakan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dengan format
sebagai berikut:
No
|
Keterampilan
yang diukur
|
Tanggapan
guru
|
Simpulan
|
1
2
3
4
5
|
Kualitas
penyelesaian pekerjaan.
Keterampilan
menggunakan alat.
Kemampuan
menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai selesai.
Kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan.
Kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar dan symbol.
|
|
|
|
Kesimpulan
akhir
|
|
|
Keterangan:
- Tanggapan guru dapat berupa
uraian pendapat/penilaian atau berupa tanggapan.
- Simpulan adalah penilaian guru
setiap aspek keterampilan yang diukur, bisa secara kualitatif (A, B, C,
D), atau secara kuantitatif (10, 9, 8, 7).
- Kesimpulan akhir adalah hasil
kumulatif peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan atau kompetensi
yang dikuasai. Kesimpulan akhir ini merupakan akumulasi dari setiap aspek
yang diukur.
Menurut E. Mulyasa evaluasi mencakup
pre-tes dan post-tes. Pre-tes
merupakan pemberian tes pada awal pembelajaran dengan memiliki fungsi (1) Untuk
mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan. Sudah
sejauh mana anak didik mempunyai wawasan tentang materi itu, sehingga disini
siswa dituntut aktif dengan belajar sebelum pembelajaran dimulai. (2) Untuk
menyiapkan anak didik dalam proses belajar yang akan berlangsung. Dengan adanya
re-tes maka mereka akan berkonsentrasi dan terfokus pada soal-soal yang harus
mereka jawab/selesaikan diakhir pembelajaran nanti. (3) Guru dapat mengetahui
harus memulai pembelajaran dari mana, dimana siswa mulai mengalami kesusahan
dalam materi pelajaran tersebut.
Sedangkan post-tes adalah pemberian pertanyaan diakhir
pembelajaran. Pelaksanaan post-tes ini berfungsi (1) Untuk mengevaluasi/
memberikan penilaian apakah siswa sudah menguasai atau memahami konsep atau
materi yang baru saja disampaikan atau belum, yang merujuk pada kompetensi dan
tujuan yang harus dicapai oleh anak didik dalam pembelajaran tersebut. (2) Untuk
menentukan anak didik yang harus menjalani remedial atau pembelajaran ulangan
dengan teknis yang diatur oleh guru agar tercapai kompetensi dan tujuan yang
diharapkan/direncanakan. (3) Sebagai bahan acuan untuk evaluasi/ perbaikan dari
pelaksanaan komponen dalam pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi.
Menurut B. Suryosubroto
dalam proses evaluasi harus meliputi beberapa tahapan, yaitu:[23]
- Evaluasi formatif.
Yaitu
pemberian tes/ penilaian oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai
dipelajari (Suharsimi Arikunto, 1988:42).
- Evaluasi sumatif.
Yaitu
penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu.
Biasanya dilaksanakan pada akhir dari sistem per-catur wulan atau per-semester.
(Suharsimi Arikunto, 1988:83).
- Pelaporan hasil evaluasi.
Pelaporan
hasil evaluasi ini biasanya diwujudkan dengan adanya buku lapor, dimana
didalamnya merupakan akumulasi hasil dari semua penilaian/ evaluasi selama
beberapa kurun waktu, misalnya per-catur wulan /per-semester.
- Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
Program
perbaikan ini diperuntukkan bagi anak didik yang belum mencapai kompetensi yang
diharapkan. Menurut petunjuk teknis No.166/133.VI/91 dijabarkan sebagai
berikut:
Apabila
seorang siswa dalam ulangan (tes formatif / tes sumatif) mencapai nilai kurang
dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75%, maka yang bersangkutan harus
mengikuti perbaikan.(Dikdiksar,
1991:2).
Bentuk
dari pelaksanaan perbaikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (1) Menjelaskan
kembali materi pelajaran yang sedang/telah dipelajari. (2) Memberi tugas
tambahan berupa mengerjakan kembali soal/ tugas, berdiskusi dengan temannya
atau membaca kembali suatu uraian.
Sedangkan
pengayaan diperuntukkan bagi anak didik yang telah mencapai kompetensi yang
diharapkan. Adapun bentuk pelaksanaan pengayaan dapat berupa membaca/
mempelajari bahan pelajaran selanjutnya/ yang baru atau menyelesaikan pekerjaan
ruman (PR).
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka kita akan mengetahui
bahwa segala sesuatunya dalam proses pembelajaran terdapat beberapa tahapan. Dimulai
dari tahapan perencanaan pembelajaran atau persiapan pembelajaran yang kemudian
apa yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan (tahap pelaksanaan
pembelajaran) dan yang terakhir adalah evaluasi pembelajaran dari semua
komponen yang ada didalamnya, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran.
Dan bagi seorang pendidik/ guru hendaknya mempersiapkan
segala sesuatunya sebelum memulai pengajarannya/ kegiatannya. Agar pengajaran yang dilakukan
itu efisien dan efektif. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip yang perlu dipahami dan diterapkan oleh
guru dalam mengaktualisasikan pengajarannya, diantaranya guru harus:
1. Memahami tujuan pendidikan.
2. Menguasai bahan ajar.
3. Memahami teori-teori pendidikan
selain teori pengajaran.
4. Memahami prinsip-prinsip mengajar.
5. Memahami metode-metode mengajar.
6. Memahami teori-teori belajar.
7. Memahami beberapa model pengajaran
yang penting.
8. Memahami prinsip-prinsi evaluasi.
9. Memahami langkah-langkah membuat
lesson plan.
[1] Suyono dan Hariyanto. “Belajar
dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar”. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
2011. Hal. 1
[2]
Bambang Warsita. 2008 . Teknologi Pembelajaran;Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.Hal 62
[3] Asmaun Sahlan dalam penjelasan perkuliahan strategi pembelajaran pada
hari selasa 28 februari 2012 di ruang A.105 pukul 09.00 s/d
selesai WIB
[4]
Suyono dan Hariyanto. Op. cit. Hal 9-18
[5]
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. 1990. Jakarta: Kalam
Mulia. Hal 72
[6]
Ibid. Hal 78
[7] Dede Rosyada. 2004. Paradigma
Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hal. 111
[8] Muhaimin. 2001. Paradigma
Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya. Hal 222
[9]
B. Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. 1997. Hal. 58-59
[10]
B. Suryosubroto. Ibid. Hal 61
[11]
Hamzah B. Uno. 2010. Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 5
[12]
Ibid.
[13]
B. Suryosubroto. Op. cit. Hal 29-30
[14]
Hamzah B. Uno. Op.cit. Hal 9 dan 17
[15]
Muhaimin. Op.cit. Hal. 165
[16] E. Mulyasa. 2006. Implementasi
Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Rosda Karya. Hal.
122-123
[17]
B. Suryosubroto. Op. cit. Hal. 45
[18]
Bambang Warsita. Op. cit. Hal. 272-274
[19]
B. Suryosubroto. Op. cit. Hal. 53.
Ada juga tes sumatif (tes/
penilaian yang dilakukan setelah satu jangka waktu tertentu, misalnya percatur
wulan atau persemester. Lihat halaman 16)
[20]
B. Suryosubroto. Ibid. Hal. 43-44
[21]
Ibid. 34
[22]
E. Mulyasa. Op.cit Hal 170-171
[23]
B. Suryosubroto. Op.cit. Hal. 53-56
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya. makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2011 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai mana yang telah di sebutkan dalam ...
-
*Hak cipta 2012 oleh Eko Andri Wijaya makalah ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis, namun harus dijadikan sebagai sumber ...
Blog Archive
-
2012
(23)
- Juni(6)
-
April(17)
- penyebutan manusia dalam Al-Qur'an
- landasan hukum pendidikan
- makalah teologi islam; aliran mu'tazilah
- makalah teologi islam; kehendak mutlak tuhan
- makalah Filosofi Tarbiyah Ulul Albab; logo uin malang
- makalah ilmu alamiah dasar (iad); besi
- bahasa indonesia; surat lamaran pekerjaan
- bahasa indonesia; wacana
- TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH; bahasa indonesia
- sistematika penulisan karya ilmiah
- proposal
- makalah bahasa indonesia; berbahasa lisan
- makalah bahasa indonesia; siroh nabi sulaiman dala...
- makalah teori belajar; teori kognitivistik
- makalah strategi pembelajaran; tahapan-tahapan dal...
- makalah fiqih ; memahami pemecahan masalah-masalah...
- makalah akidah akhlaq ; zuhud dan tawakal
- 2011 (3)
1 komentar:
MKSIH PSTINGANNYA N SANGAT BERMANFAAT
Posting Komentar